Aku pernah menciumnya dua kali. Di sebuah petang yang basah, namun membara penuh gairah. Ciuman pertama rasa strawberry, aku tak dapat menolak. Ada gelisah di sana. Aku diam dan ia bungkam. Matalah jadi jembatan, dengan sigap menuntunku ke bibirnya. Lembut dan berembun. Mengeja anatomi bibir dan lidahnya. Perlahan namun pasti kuukir namaku di langit-langit mulutnya. Ia tersenyum. Kucuri-curi pandang ke matanya yang tertutup manja. ”adakah aku dalam pejammu?”
Yang kedua kali aku menciumnya di sebuah malam yang sepi dalam rumah mimpi. Aku sudah cukup kenal bau nafasnya. Rindu yang lapar. Jantungnya berdegup menyeru dan memburu tawaku sampai ke lidah. Kami terbahak bersamaan. Mengurai warna dalam pandora malam. Kutelusuri rantau larangan. Lahanku berkebun debar.
”ini penyatuan hati, tuan” lirih angin menyingkap tirai jendela
Batam, Augut 2011
Aiiiiiiiiiiiiih, mantaaaaap, 😛 hehehe good work sista, keep writing, I love it 🙂
thanks bro,
tempat mengalirkan imajinasi hhehehe…di mana lagi kalau tak di sini.