untuk seorang “Kakak” (katanya)

Posted: Juni 5, 2010 in surat-surat yang tak terkirimkan

Pagi-Pagi Membaca Sepucuk Surat Yang Tak Beralamat Di Atas Meja

Salam kangen,

Semoga Tuhan memberkahi setiap detik yang kita lalui, dan setiap hembusan nafas yang lalu lalang dari hidung ke paru-paru. Selalu….

Maaf, sebelumnya karena tak kubalas SMSmu yang terakhir. Bukan aku tak berpulsa, bukan pula karena jaringan operator yang sedang sibuk (karena perang tarif yang gila-gilaan) ataupun bukan karena aku tak rindu padamu (selalu Kak, selalu ada rindu untukmu). Aku hanya sedang menata hati dan hidupku, Kak. Aku tak ingin lagi terlihat cengeng di hadapanmu. Aku ingin kau bangga atas kedewasaanku, menaklukkan badai dalam laut kehidupanku. Karena itulah, kusiapkan waktu yang tepat untuk berkabar padamu. Tapi tak bisa Kak, setiap kali aku teringat dirimu. Jiwa rapuh dalam diriku muncul (walau terkadang aku berusaha untuk mengacuhkannya) di hadapanmu aku tak bisa berbohong, aku tak bisa untuk tidak memperlihatkan kerapuhan itu. (walau aku sangat lihai menyembunyikannya dari orang-orang.).

Mungkin banyak yang telah berubah dalam hidupku. “kedewasaan” demikian orang-orang menyebutnya. Namun bagiku ini hanya sebuah konsekuensi dari proses hidup yang telah aku lewati. Tapi tetap saja aku butuh tempat untuk bersandar, menumpahkan gelegak di dada, sampai akhirnya aku bisa menghujani pipiku dengan rintik yang sedang mengawan di mata, dengan itulah aku mengisi amunisi jiwaku kembali.

Kak, tolong jangan kecewa dengan sikapku. Jujur, sebenarnya aku ingin kau melihatku seperti orang-orang berpendapat padaku. Seseorang dengan pribadi yang matang, bijaksana dan selalu ceria. Namun setiap kali keinginan itu muncul, aku sepertinya telah membohongi diriku dan dirimu. Kak, izinkan aku  untuk selalu menjadi adik kecilmu yang cengeng. Adik kecil yang harus selalu kau urus. Dan yang selalu membutuhkan telunjukmu untuk memperingatkannya dari kealpaan.

Izinkanlah aku menemukannya darimu kak, walau jarak merentang begitu jauh.

Lalu seteguk cofeemix meluncur mulus di tenggorokan……….

Tinggalkan komentar